Logika
Apa itu logika? Logika itu berasal dari bahasa yunani, yaitu logikos yang berarti sesuatu yang diungkapkan/di utarakan lewat bahasa. Pertama kali digunakan istilah logika oleh Zeno dari Citium(334-262 S.M)
Jadi arti logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, dan membahas asas2/aturan formal serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Logika itu bukanlah sebuah teori belaka. Logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek. Inilah sebabnya logika di sebut filsafat praktis.
Obyek logika dibagi menadi dua yaitu :
1.Obyek Material
Logika adalah manusia itu sendiri
2. Obyek Formal
Logika ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
Apasih manfaat dari kita belajar logika ini sebenarnya?
Berikut adalah manfaat dari belajar logika
1. Membantu setiap orang untuk berpikir kritis, rasional, dan metodis.
2. Kemampuan meningkatkan kemampuan bernalar secara abstrak.
3. Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri.
4. Menambah kecerdasar berpikir, sehingga bisa menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam menarik kesimpulan.
Sejarah logika
Filsuf pertama yang menggunakan logika adalah aristoteles. istilah yang digunakan oleh aristoteles adalah analitika.
Macam-macam logika dibagi menadi dua yaitu:
1. Logika Kodrati
Suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan.
2. Logika ilmiah
Berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teliti atau tepat, sehingga kesesatan dapat dihindari.
Logika Formal
Disebut juga Logika Minor. Logika ini berbicara tentang kebenaran bentuk. Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran bentuk, bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut.
Kalau susunan premis tidak dapat dijadikan pangkal/dasar untuk menarik kesimpulan yang logis.
Contohnya : Semua pegawai negeri adalah penerima gaji , semua pegawai swasta adalah perenima gaji , maka pegawai negeri adalah pegawai swasta.
Conoh di atas merupakan susunan penalaran yang tidak tepat dengan demikian penalaran tersebut tidak memiliki kebenaran bentuk.
Susunan penalaran yang tepat diketahui berdasarkan konklusinya yang ditarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya.
Contohnya : Semua manusia memiliki kaki , Semua raja adalah manusia , Maka semua raja memiliki kaki.
Susunan penalaran diatas adalah tepat sebab konklusinya diturunkan secara logis dari titik pangkalnya.
Semua M adalah P
Semua S adalah M
Maka Semua S adalah P
Penalaran dengan bentuk seperti itu dibilang benar atau sahid.
Logika Materi/isi
Logika yang membahas tentang kebenaran isi , Logika isi disebut juga logika mayor. Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran isi apabila pernyataan-pernyataan yang membentuk argumen tersebut sesuai dengan kenyataan.
Misalnya : Semua manusia memiliki kaki , Budi memiliki kaki , Maka budi adalah manusia.
Kalau kita lihat dari kesimpulan di atas dan dari premis-premis di atas semuanya adalah benar maka argumen tersebut memiliki kebenaran isi.
Argumen ilmiah mementingkan struktur penalaran yang tepat atau sahih sekaligus isi atau maknanya sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain, kebenaran suatu argumen dari segi bentuk dan isi adalah prasyaratan multak.
Nahhh sampai disini logika kita............
Logika Induktif dan Deduktif

Logika penalaran Induktif
Cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Ciri dasar dari induktif adalah selalu tidak lengkap.
Persamaan dari penalaran induktif dengan deduktif
Argumen keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.
Perbedaannya penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan. Maka argumen dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/valid atau tidak sahih/invalid, tapi berdasarkan probabilitas.
Tiga ciri penalaran Induktif :
1.Premis penal induktif=proposisi empiris yang ditangkap indera
2.Kesimpulan dalam penalaran induktif lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
3.Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya.
-Generalisasi Induktif
Artinya : Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua.
Prinsipnya : Apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi terntetu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi.
Ada tiga syarat membuat generalisasi
1. Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu
2. Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja
3. Dapat dijadikan dasar pengandaian.
-Analogi Induktif
Bicara ttg dua hal yang berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan : Persamaan dan Perbedaan. Bila memperhatikan persamaan maka timbullah analogi. Kesimpulan dari analogi Induktif bersifat tidak bersifat universal tapi khusus .
Contoh :
Mangga 1 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 2 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 3 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 4 : Manis , besar , matang , Kesimpulannya adalah manis
Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
Deduktif
Desuksi sebaliknya juga merupaka suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih 'khusus' dari pengetahuan yang lebih 'umum'. Yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.
Tinggi rendahnya probabilitas Konklusi induktif dipengaruhi oleh :
1.Faktor fakta
Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya
2.Faktor analogi
Semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya dan sebaliknya
3.Faktor disanologi
Makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya
4.Faktor luas konklusi
Semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya.
Kesesatan penalaran induktif yang terpenting adalah :
1.Tergesagesa
cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta
2.Faktor ceroboh
cepat tarik kesimpulan tanpa memperhatikan soal kondisi lingkunga
3.Prassangka
memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yang tidak cocok
Untuk menghindarinya kita harus :
1. Membangun sikap kritis
2. Terbuka pada koreksi dan kritik orang lain.
Hubungan sebab akibat
Suatu peristiwa pasti disebabkan oleh sesuatu.
Tiga pola hubungan sebab akibat
1. Dari sebab ke akibat
2. Dari akibat ke sebab
3. Dari akibat ke akibat
Manfaat dari belajar penlaran induksi adalah...
-Menurut B.Russel adalah logika induktif bukan hanya bermanfaat dari logika deduktif, tp juga lebih sulit.
-Manfaat dari logika induktif itu memberi pembenaran atas kecenderungan
Nah....... selesai lah pertemuan IV kita tentang logika deduktif dan induktif
(Sumber : Power Point dosen kbk filsafat materi ke IV)
bagus postingan nya, tambah menarik krna banyak gambar2. buat ini dpt nilai 85 yeay!
ReplyDeletewah thanks ya cia :)
DeleteWah keren banyak gambarnya jadi menarik hehe 88 yaaaaaa :)
ReplyDeletethanks ya lulu heheheheh !!! :)
Deletebedeh, baguss!!
ReplyDeletebanyak gambar, bikin jadi menarik and ga mumet
Tops lah
85 for you...^^
thanks ya ter ^^
Delete