Blogger Widgets Psychology - KBK PENULISAN ILMIAH

Foto

Foto
PAXIOO :) *muka berantakan abis belajar*

Wednesday, November 5, 2014

Pembulian Secara Fisik yang Terjadi di Sekolah

Latar Belakang Masalah
     Pada saat ini, bullying yang terjadi di sekolah sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Banyak anak-anak yang memegang kekuasaan sehingga ditakuti oleh adik-adik kelasnya, bahkan angkatannya sendiri. Hal ini tentu saja sangat membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah terganggu.
     Bullying yang dilakukan oleh anak-anak tersebut bisa berupa bullying secara fisik, verbal, cyber, dll.Namun pada artikel saat ini hanya membahas tentang bullying secara fisik. Arti dari bullying adalah "tindakan negatif secara fisik atau lisan yang menunjukkan sikap permusuhan, sehingga menimbulkan distress bagi korbannya, berulang dalam kurun waktu tertentu dan melibatkan perbedaan kekuatan antara pelaku dan korbannya” (Craig dan Pepler, 2008). Ada pula menurut Susanti (2006) mengatakan “penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi”.

Penyebab Terjadinya Pembulian
     Faktor keluarga. Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orangtua yang kerap menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orangtua mereka dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Atau sering terjadi tindak kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, ketika anak tidak berani melawan orang tua, maka “perlawanan” ini ditujukan pada teman-temannya. Penelitian juga menunjukkan bahwa Socolar (dikutip dalam Goodwin, 2010) “seorang anak laki-laki yang bertumbuh dari ibu yang menjadi korban skekerasan, memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk melakukan kekerasan pada pasangannya kelak” (h. 39). (“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”, 2012)
     Faktor sekolah: Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, terutama pada kasus kekerasan verbal dan relasional, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat perilaku diskriminatif, kurangnya pengawasan dan bimbingan etika, adanya kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin, pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah, bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten. (“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”, 2012)                                            
     Faktor kelompok sebaya: Anak-anak ketika berinteraksi di sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan bullying untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang paling berani, dialah orang yang berkuasa dikelompoknya. (“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”, 2012)  
    Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa yang tidak melanggar norma. (“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”, 2012)    

Dampak dari Bullying
      Gangguan kesehatan bagi korban. Gangguan kesehatan yang dialami si korban bullying tersebut bisa dibagi lagi menjadi dua, yaitu gangguan kesehatan mental dan juga gangguan kesehatan fisik. Kedua hal tersebut pasti sering dirasakan oleh si korban.
     Gangguan kesehatan mental. Gangguan mental yang dialami si korban bisa berupa perasaan ketakutan yang berlebihan, tidak lagi mau datang ke sekolah, perasaan rendah diri, trauma untuk tidak mau belajar lagi. Bahkan seorang anak yang dibully terus oleh teman-temannya dapat melakukan tindakan bunuh diri. (Muljono, 2014)
     Gangguan kesehatan fisik. Gangguan kesehatan fisik yang dapat dialami seorang korban bullying adalah memar karena dipukuli atau ditampar, cacat permanen akibat pukulan-pukulan, dan rusaknya organ tubuh.

     Gangguan kesehatan bagi pelaku. Gangguan yang dapat dialami pelaku adalah dia akan merasa selalu ingin menang sehingga ia akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang iya inginkan, bukan dengan cara yang baik namun ia bisa melakukannya dengan cara-cara yang tidak sepantasnya ia lakukan. Namun, jika ia tidak bisa mendapatkannya, ia bisa menjadi stress atau marah-marah sendiri. Lebih parahnya lagi ia bisa menjadi gila.

Cara Penyelesaian
     Cara menanggulangi yang paling ampuh bagi anak-anak yang terbiasa melakukan tindakan bullying adalah dengan rehabilitasi. Namun kita bisa mencegah agar anak-anak tidak melakukan tindakan bullying, yaitu (a) menanamkan dampak-dampak dari bullying sebagai bahan mata pelajaran, (b) mengadakan kuliah umum tentang bullying, dan (c) mendidik anak bukan dengan paksaan tetapi dengan kasih sayang. Dengan cara-cara tersebut, bullying dapat diminimalisir sehingga Indonesia tidak lagi menjadi negara nomor 2 tertinggi dalam bullying.

Kesimpulan
      Bullying merupakan tindakan yang sudah mendarah daging di Indonesia ini. Namun kita dapat menghentikan tindakan tersebut dengan dimulai dari diri kita sendiri sehingga Indonesia bisa bebas dari tindakan bullying.



Sumber: 
Goodwin, D. (2010). Strategi mengatasi bullying (C. Evi, Penerj.). North Richmond, NSW: Kidsearch. (Karya asli diterbitkan pada tahun 2009)

Mengapa mereka melakukan bullying (2012). Diunduh dari   http://www.konselorsekolah.com/2012/04/mengapa-mereka-melakukan-bullying.html

No comments:

Post a Comment