Pembulian Secara Fisik yang Terjadi di Sekolah
Latar
Belakang Masalah
Pada saat ini, bullying yang
terjadi di sekolah sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Banyak anak-anak
yang memegang kekuasaan sehingga ditakuti oleh adik-adik kelasnya, bahkan
angkatannya sendiri. Hal ini tentu saja sangat membuat kegiatan belajar
mengajar di sekolah terganggu.
Bullying yang dilakukan oleh anak-anak tersebut bisa berupa bullying secara
fisik, verbal, cyber, dll.Namun pada artikel saat ini hanya membahas tentang bullying secara fisik. Arti dari bullying adalah "tindakan negatif secara fisik atau lisan yang
menunjukkan sikap permusuhan, sehingga menimbulkan distress bagi korbannya,
berulang dalam kurun waktu tertentu dan melibatkan perbedaan kekuatan antara pelaku
dan korbannya” (Craig dan Pepler, 2008). Ada pula menurut Susanti (2006)
mengatakan “penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau
intimidasi”.
Penyebab Terjadinya Pembulian
Faktor keluarga. Pelaku bullying seringkali berasal dari
keluarga yang bermasalah: orangtua yang kerap menghukum anaknya secara
berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi dan permusuhan. Anak
akan mempelajari perilaku bullying
ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orangtua mereka dan kemudian
menirunya terhadap teman-temannya. Atau sering terjadi tindak kekerasan yang
dilakukan orang tua terhadap anaknya, ketika anak tidak berani melawan orang
tua, maka “perlawanan” ini ditujukan pada teman-temannya. Penelitian juga
menunjukkan bahwa Socolar (dikutip dalam Goodwin, 2010) “seorang anak laki-laki
yang bertumbuh dari ibu yang menjadi korban skekerasan, memiliki kemungkinan 10
kali lebih besar untuk melakukan kekerasan pada pasangannya kelak” (h. 39).
(“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”, 2012)
Faktor sekolah: Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, terutama pada kasus
kekerasan verbal dan relasional, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk
melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah yang
didalamnya terdapat perilaku diskriminatif, kurangnya pengawasan dan bimbingan
etika, adanya kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin, pola
kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah, bimbingan yang tidak
layak dan peraturan yang tidak konsisten. (“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”,
2012)
Faktor kelompok sebaya: Anak-anak ketika berinteraksi di
sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan bullying untuk membuktikan bahwa mereka
bisa masuk dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau
untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang
paling berani, dialah orang yang berkuasa dikelompoknya. (“Mengapa Mereka
Melakukan Bullying”, 2012)
Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap
perilaku bullying, misalnya anak
hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku
tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku
lingkungan itu dan merasa tidak bersalah, atau menganggapnya sebagai hal yang
biasa yang tidak melanggar norma. (“Mengapa Mereka Melakukan Bullying”, 2012)
Dampak dari Bullying
Gangguan kesehatan bagi
korban. Gangguan kesehatan yang
dialami si korban bullying tersebut bisa dibagi lagi menjadi dua, yaitu gangguan
kesehatan mental dan juga gangguan kesehatan fisik. Kedua hal tersebut pasti
sering dirasakan oleh si korban.
Gangguan kesehatan mental. Gangguan
mental yang dialami si korban bisa berupa perasaan ketakutan yang berlebihan,
tidak lagi mau datang ke sekolah, perasaan rendah diri, trauma untuk tidak mau
belajar lagi. Bahkan seorang anak yang dibully terus oleh teman-temannya dapat
melakukan tindakan bunuh diri. (Muljono, 2014)
Gangguan kesehatan fisik. Gangguan kesehatan fisik yang dapat dialami seorang
korban bullying adalah memar karena dipukuli atau ditampar, cacat
permanen akibat pukulan-pukulan, dan rusaknya organ tubuh.
Gangguan kesehatan bagi pelaku. Gangguan yang dapat dialami pelaku adalah dia akan
merasa selalu ingin menang sehingga ia akan melakukan segala macam cara untuk
mendapatkan apa yang iya inginkan, bukan dengan cara yang baik namun ia bisa
melakukannya dengan cara-cara yang tidak sepantasnya ia lakukan. Namun, jika ia
tidak bisa mendapatkannya, ia bisa menjadi stress atau
marah-marah sendiri. Lebih parahnya lagi ia bisa menjadi gila.
Cara Penyelesaian
Cara menanggulangi yang paling ampuh bagi anak-anak yang
terbiasa melakukan tindakan bullying
adalah dengan rehabilitasi. Namun kita bisa mencegah agar anak-anak tidak
melakukan tindakan bullying, yaitu (a) menanamkan dampak-dampak dari bullying sebagai bahan mata pelajaran,
(b) mengadakan kuliah umum tentang bullying,
dan (c) mendidik anak bukan dengan paksaan tetapi dengan kasih sayang. Dengan
cara-cara tersebut, bullying dapat
diminimalisir sehingga Indonesia tidak lagi menjadi negara nomor 2 tertinggi
dalam bullying.
Kesimpulan
Bullying merupakan
tindakan yang sudah mendarah daging di Indonesia ini. Namun kita dapat
menghentikan tindakan tersebut dengan dimulai dari diri kita sendiri sehingga
Indonesia bisa bebas dari tindakan bullying.
Sumber:
Definisi
bullying (2012). Diunduh dari http://www.psychologymania.com/
2012/06/definisi-bullying.html
Goodwin,
D. (2010). Strategi mengatasi bullying (C. Evi, Penerj.). North
Richmond, NSW: Kidsearch. (Karya asli diterbitkan pada tahun 2009)
Mengapa
mereka melakukan bullying (2012). Diunduh dari http://www.konselorsekolah.com/2012/04/mengapa-mereka-melakukan-bullying.html
No comments:
Post a Comment