Blogger Widgets Psychology - KBK PENULISAN ILMIAH: October 2014

Foto

Foto
PAXIOO :) *muka berantakan abis belajar*

Sunday, October 5, 2014

Eksistensialisme (Jean Paul Sartre)




  1. Lahir di Paris 1905
  2. 1929 menjadi guru
  3. 1931-36 dosen filsafat di Le Havre
  4. 1941 menjadi tawanan perang
  5. 1942-44 dosen Loycee Pasteur
  6. Banyak menulis karya filsafat dan sastra.
  7. Dipengaruhi oleh Husserl dan Heidegger.
Pemikiran filsafat Sartre

  1. Sulit menjabarkan pemikiran filsafat Sartre scrsingkat.
  2. Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sbg dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dg keberadaan benda lain yg tdk punya kesadaran.
  3. Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dg benda lain yg keberadaannya sekaligus berarti esensinya.  Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.
  4. Asas pertama utk memahami manusia hrs mendekatinya sbg subjektivitas. Apapun makna yg diberikan pd eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggungjawab
  5. Tanggungjawab yg menjadi beban kita jauh lebih besar dr sekedar tanggungjawab thdp diri kita sendiri
  6. Dibedakan 'berada dlm diri' dan 'berada untuk diri'
  7. Berada dalam diri = berada an sich, berada dlm dirinya, berada itu sendiri. Mis. meja itu meja, bukan kursi, bukan tempat tidur. Semua yang berada dalam diri ini tdk aktif. Mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre  segala yang berada dalam diri: memuakkan.
  8. Sementara berada untuk diri=berada yg dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dg keberadaannya. Bertanggungjawab atas fakta bhw ia ada. Mis. Manusia bertanggungjawab bhw ia pegawai, dosen. Benda tdk sadar bhw dirinya ada, tp manusia sadar bhw dia berada. Pd manusia ada kesadaran.
  9. Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri
  10. Baru kalau kita scr refleksif menginsyaficara kita mengarahkan diri pd objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.
  11. Tuhan tdk bisa dimintai tanggungjawab . Tuhan tdk terlibat dlm putusan yg diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan hanya sbg makhluk yg bebas dia bertanggungjawab.
  12. Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila kebebasannyaditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.
Apa saja yang mengurangi kebebasan
  1. Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangipenghanyatan kebebasan:
  • Tempat kita berada: situasi yg memberi struktur pd kita, tp juga kita beri struktur.
  • Masa lalu: tdk mungkin meniadakannya krn masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
  • Lingkungan sekitar (Umwelt):
  • Kenyataan adanya sesama manusia dg eksistensinya sendiri.
  • Maut: tdk bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.
Walaupun kefaktaan ini melekat dlm eksistensi manusia, tapi kebebasan eksistensial tdk bisadikurangi/ditiadakan.

Ketubuhan manusia
Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalumenjelama sbg wujud yg bertubuh. Tubuh 
mengukuhkan kehadiran manusia.Tubuh sbg pusat orientasi tdk bisa dipandang sbg alat sematamata,tp mengukuhkan kehadiran kita sbg eksistensi.

Komunikasi dan cinta

  • Komunikasi = suatu hal yg apriori takmungkin tanpa adanya sengketa, krn setiap kali org menemui org lain pd akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yg seorg seolah2 membekukan org lain.  Terjadi salingpembekuan shg masing2 jadi objek.

  • Cinta = bentuk hubungan keinginan salingmemiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa krn objektifikasi yg takterhindarkan.

(Sumber: Power Point dosen kbk filsafat Eksistensial (Jean Paul Sartre)



Pertemuan Selanjutnya - Eksistensialisme :)



Apa itu eksistensialisme ?

  1. Aliran filsafat yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yg khas di tengah makhluk lainnya.
  2. Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sbg eksistensi.
  3. Etimologis: ex= keluar, sistentia (sistere)=berdiri. Manusia bereksistensi = manusia baru menemukan diri sbg aku dengan keluar dr dirinya.
  4. Pusat diriku terletak di luar diriku. Ia menemukan pribadinya dg seolah2 keluar dr dirinya sendiri dan menyibukkan diri dg apa yg diluar dirinya.
  5. Hanya manusialah bereksistensi. Eksistensi tdk bisa disamakan dg 'berada'. Pohon, anjing berada, tapi tidak berseksistensi.
Ciri-ciri eksistensialisme

  1. Motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. Hanya manusia bereksistensi.
  2. Bereksistensi hrs diartikan scr dinamis.Bereksistensi berarti menciptakan diri scr aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
  3. Manusia dipandang terbuka, belum selesai. Manusia terikat pd dunia sekitarnya, khususnya pd sesamanya.
  4. Memberi penekanan pd pengalaman konkrit.
Kienkegaard
  1. Soren Aabye Kierkegaard lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Belajar teologi di Univ. Kopenhagen, tp tdk selesai. Saat 3 saudara, ayah dan ibunya meninggal ia mengalami krisis.
  2. Sempat menjauh dr temannya dan agama.
  3. Sempat bertunangan dg Regina Olsen, tp tdk jadi menikah.
  4. 1849 kembali lagi ke agamanya (Kristen)
  5. Meninggal 1855 sbg org religius dan dipandang sbg tokoh di gerejanya.
  6. Dia dikenal sbg bapa eksistensialisme, aliran filsafat yg berkembang 50 thn setelah kematiannya. 
Ajaran-ajaran kienkegaard
  1. Kritik thdp Hegel: Kierkegaard memandang Hegel sbg pemikir besar, tp satu hal yg dilupakan Hegel ' menurut Kierkegaard ' adalah eksistensi menusia individual dan konkret. Manusia tdk dpt dibicarakan 'pd umumnya' atau 'menurut hakekatnya', krn manusia pada umumnya tdk ada.
  2. Yang ada itu adalah manusia konkret yg semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan.Manusia itu eksistensi.
  3. Eksistensi berarti bagi Kierkegaard: merealisir diri, mengikat diri dg bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
  4. Hanya manusia bereksistensi, krn dunia, binatang dan sesuatu lainnya hanya 'ada'. Juga Tuhan 'ada'. Tapi manusia hrs bereksistensi, yakni menjadi (dlm waktu) seperti ia (akan) ada (secara abadi).
Ada tiga cara bereksistensi: tiga sikap thdp hidup, yaitu: sikap estetis, sikap etis dan sikap religius.
  1. Sikap estetis: Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yg dikuasai oleh perasaan. Cara hidup yg amat bebas. Manusia hrs memilih hidup terus dg kenikmatan atau meloncat ke tingkat lebih tinggi lewat pilihan bebas.
  2. Sikap etis: Sikap menerima kaidah2 moral, suara hati dan memberi arah pd hidupnya. Ciri khasnya menerima ikatan perkawinan. Manusia sdh mengakui kelemahannya, tp belum melihat cara mengatasinya. Bila ia mengakui butuh pertolongan dr atas, maka ia loncat ke sikap hidup religius.
  3. Sikap religius: Berhadapan dg Tuhan, manusia sendirian. Krn manusia religius percaya pada Allah, maka Allah memperlihatkan diriNya pada manusia. Percaya model A ialah Allah hadir dimana-mana. Yang sukar adalah percaya model B: percaya bhw Allah menerima wajah manusiawi dlm Yesus agar bs berjumpa dg Dia. Kita percaya model B, bila kita percaya bhw kita yg lahir dlm waktu bisa menjadi abadi. Kita bs menjadi spt yang kita percayai.
Manusia menjadi seperti apa yang dipercayainya
-Pernyataan Parmenides hingga Hegel: 'Berpikir sama dengan berada' ditolak oleh Kierkegaard, krn menurutnya 'percaya itu sama dengan menjadi'. Disini dan kini manusia percaya dan menentukan bagaimana dia akan ada scr abadi. Manusia memilih eksistensinya entah sebagai penonton yg pasif, atau sebagai pemain/individu yg menentukan sendiri eksistensinya dg mengisi kebebasannya.

Waktu dan ke abadian
-Setiap org adalah campuran dr ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tp juga terpisah/terasing dr Allah. Manusia dpt menyatakan YA kpd Tuhan dlm iman, atau mengatakan TIDAK. Jika ia mengatakan YA, ia akan menjadi yg ia ada. Manusia hidup dlm dlm dua dimensi sekaligus: keabadian dan waktu. Kedua dimensi itu bertemu dlm 'saat'. Saat adalah titik 
dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dlm saat, yaitu saat pilihan. Pilihan itu suatu 'loncatan' dr waktu ke keabadian.

Subyektivitas dan eksistensi sebagai tugas
-Eksistensi manusia bukan sekadar suatu fakta, tplebih dr itu. Eksistensi manusia adalah tugas, yg hrs dijalani dg kesejatian shg org tdk tampil dg semu. Bila eksistensi suatu tugas, ia hrs dihayati sbg suatu yg etis dn religius. Eksistensi sbg tugas disertai oleh tanggungjawab. Tdk spt berada dlm massa, eksistensi sejati memungkinkan individu memilih dan mengambil keputusan sendiri. Utk itulah Kierkegaard menganggap subyektivitas dan eksistensi sejati itu suatu tugas.

Publik dan Individu
-Pendapat umum kerap didukung oleh khalayak ramai yganonim belaka. Publik bagi Kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas. Publik menjadi berbahaya bila itu dianggap nyata.

-Org sering berusaha menggabungkan diri dlm kelompok dg mengumpul tanda tangan. Ini bukti org itu tdk berani tampil sendiri scr berarti. Mereka itu org2 lemah. Mengandalkan diri pd kekuatan numerik. Ini adalah kelemahan etis. Kierkegaard bukan menolak adanya kemungkinan bagi manusia utk bergabung dg yang lain. 'Hanya setelah individu itu mencapai sikap etis barulah penggabungan bersama dpt disarankan. Kalau tdk, penggabungan individu yg lemah sama memuakkan 
seperti perkawinan antara anak2'

(Sumber : Power Point dosen kbk filsafat Eksistensialisme)